“Chom-chom seogi...!” tegas Sabeum Bambang
Purnomo memberi aba-aba. Para pesertapun membentangkan kaki-kaki mantap dalam
posisi setengah ditekuk dengan tangan terkepal di pinggang. “Haik!”,
teriak mereka bersama-sama dalam performa kuda-kuda. Regu demi regu bergantian
masuk dalam ruang menunjukkan kebolehan masing-masing. Ini adalah sesi dari
ujian kenaikan sabuk pertama kali yang dilalui oleh anak-anak santri Pesantren
Ibad ar Rahman dalam beladiri Taekwondo.
Taekwondo adalah beladiri berasal dari negeri Korea. Dengan pengadaan latihan beladiri ini,
pesantren Ibad ar Rahman menginginkan terbangunnya fisik para santri dalam
suatu latihan yang terarah. Tidak hanyak itu, latiihan ini diharapkan
menumbuhkan pula katakter yang baik pada diri mereka. Sebagimana beladiri
lainnya, Taekwondo tidak hanya memberikan pelatihan fisik tapi juga sifat-sifat
positif seperti persahabatan, sportifitas, disiplin, solidaritas dan
tanggungjawab. Beladiri bukan sekedar gaya-gayaan, tapi membutuhkan
keseriusan dan sifat-sifat kesatria yang mulia.
Setelah empat bulan menjalani latihan dua
kali seminggu, para santri telah sampai kepada jadwal kenaikan tingkat yang
ditandai melalui sebuah ujian. Sebanyak 170 santri peserta Taekwondo—setelah
persiapan sebelumnya—ikut dalam acara ujian ini. Enam orang penguji dari
asosiasi SPORTTA (Sport of Taekwondo Association) yang berada dibawah lembaga
Taekwondo Indonesia, hadir untuk menguji
kemampuara para calon taekwondoin Ibad ar Rahman. Jika lulus,
para peserta akan melepas sabuk putih mereka menjadi sabuk kuning, yaitu level
kedua dalam tingkatan sabuk beladiri Taekwondo.
Berbagai ujian teori dan praktik termasuk jurus-jurus
diujikan kepada seluruh santri peserta. Ruangan ujian menempati hall
bagian depan pesantren yang menghadap ke lapangan parkir. Seluruh peserta
dibagi menjadi beberapa grup untuk menunjukkan kemampuan dan penguasaan mereka
terhadap teknik dan teori yang sudah mereka pelajari.
Acara ujian yang dimulai pada pukul 08.00 akhirnya selesai
menjelang shalat dzuhur. Para peserta tampak gembira setelah dilaluinya ujian
ini. Mereka mulai sadar bahwa latihan selama ini membuahkan hasil dan nampak
bahwa itu bukan main-main lagi. Meski kesadaran ini belum nampak pada semua
santri. “Dalam jangka waktu lebih lama, nanti akan terlihat perubahan
signifikan dalam hal kedisplinan pada diri mereka. Kalau sekarang, unsur
main-mainnya nampak masih banyak”, kata Sabeum Bambang, sebagai pelatih senior
Taekwondo Indonesia yang ikut menguji.
Setelah ujian ini,
tiga hari berikutnya yaitu Rabu, hasil dari ujian kenaikan tingkatpun
diumumkan. Para santri semakin gembira setelah menemukan bahwa hampir seratus
persen seluruh peserta ternyata lulus. Lebih menggembirakan lagi, ternyata ada
lebih dari 30 santri peserta ujian mampu menembus dua tingkat alias mendapat
dua sabuk. Sehingga, mereka tidak hanya menggenggam sabuk kuning saja tapi
kuning dengan strip. Alhamdulillah, sebuah kabar gembira buat pesantren
Ibad ar Rahman ternyata dari sekian santri ada dari mereka yang cukup
berprestasi.
Semoga
hal ini menaikkan semangat dan melejitkan kedisiplinan para santri dalam
berlatih dan menjadikan mereka sebagai taekwondoin sejati yang kesatria.
Maju terus anak-anak...!
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda
Komentar Anda sangat Berarti Buat Blog Ini
Maaf SPAM akan Dihapus,
Contoh SPAM : Mengetik Link Pada Komentar, Komentar tidak sesuai Isi Artikel,No Porno, No Sara.